Belajar dari Puspa Nusantara di Bumi Rafflesia

Foto oleh tim Ayo Jalan-Jalan


Saya ingat ketika melewati sebuah jalan bernama Liku Sembilan di Hutan Taba Penanjung yang rasanya memang terus berliku naik seperti tiada ujungnya, guide kami tiba-tiba mengarahkan kami untuk turun dari bus.

“Wah ada apa kok turun?” tidak tertulis di jadwal perjalanan, kami akan berhenti di KM 49 ini.

Ternyata ada kejutan istimewa yang sebenarnya tidak direncanakan oleh penyelenggara. Sebuah banner penunjuk bunga Rafflesia arnoldii terpasang di tepi jalan.

Artinya.. ada Bunga Rafflesia yang sedang mekar!

Kejutan ini kami sambut dengan semangat masuk ke dalam hutan. Karena lokasi tumbuhnya bunga ini yang cukup sulit diprediksi kecuali sudah melihat adanya tunas yang akan tumbuh, maka dimanapun inangnya dia akan tumbuh di sana.



Hmm jadi Bunga Rafflesia dan Bunga Bangkai bedanya apa?

Kalian tidak sendiri, saya pun juga awalnya tidak mengetahui perbedaan ini. Setahu saya Bunga Bangkai ya Bunga Rafflesia itu sendiri, namun ternyata salah....

Bunga Rafflesia adalah tumbuhan parasit yang hanya bertahan hidup 7 hari saja padahal masa pertumbuhannya cukup lama yakni 9 bulan. Cirinya adalah berwarna merah merona, memiliki 5 mahkota, diameternya bisa mencapai 100 meter dengan tinggi sekitar 50 cm dan berat dapat mencapai 10 kg.

Umumnya jenis Rafflesia yang tumbuh di Bengkulu adalah Raflessia arnoldii.



Setelah puas bertemu dengan salah satu puspa nasional Indonesia ini, selanjutnya saya bertemu dengan Bunga Bangkai.

Perbedaan mendasar antara Bunga Bangkai atau biasanya disebut Amorphpophallus titanium dengan Rafflesia arnoldii adalah ukurannya yang berbeda. Kalau salah satu iklan berkata”Tumbuh ke atas bukan ke samping..” Nah ini cocok disematkan pada Bungai Bangkai karena tingginya bisa mencapai 4 meter, berbeda dengan Rafflesia Arnoldii yang tumbuhnya ke samping, bukan ke atas, jadi sudah mengerti perbedaan keduanya kan ?

Satu hal yang sering ditanyakan ketika berada di Bunga Bangkai ini adalah,“wangi bunganya seperti apa?”

Hmm jadi entah saya menyebut ini sebuah keberuntungan atau tidak karena saya tidak mencium bau busuk ketika berada di dekat bunga ini.



Dari artikel yang saya baca, bau tersebut berasal dari kandungan kimia berikut ini:

1. Dimetil trisulfida. Senyawa kimia yang juga dipancarkan oleh bawang merah dan keju limburger.
2. Dimetil disulfida. Senyawa kima ini memiliki bau seperti bawang putih.
3. Trimethylamine. Senyawa yang dapat ditemukan pada ikan busuk atau amonia.
4. Asam isovalerat. Senyawa kimia penyebab kaus kaki berkeringat sehingga berbau menyengat.
5. Benzil alkohol. Senyawa kimia ini menghasilkan aroma bunga manis yang antara lain dapat ditemukan dalam bunga melati dan eceng gondok.
6. Fenol. Senyawa aromatik organik yang beraroma manis dan dapat menyembuhkan. Senyawa kimia ini dapat ditemukan antara lain pada semprotan tenggorokan Chloraseptic.
7. Inole. Senyawa kimia yang baunya seperti kapur barus.

Jadi bayangkan ketika bau dari bawang merah, bawang putih, ikan busuk, kaus kaki, bunga melati, kapur barus, serta semprotan tenggorokan yang bercampur jadi satu. Nah begitu baunya, berhubung saat saya melihat langsung bunga ini tak mencium sesuatu dari semua benda yang saya sebutkan jadi silahkan langsung datang ke Bengkulu untuk membuktikan langsung :D


Hal menarik yang menjadi sorotan saya ketika bertemu dua puspa ini adalah umurnya yang tak lama. Keduanya hanya berumur sekitar seminggu saja untuk mekar sempurna sebelum layu. Dibandingkan dengan masa pertumbuhan bunga Rafflesia arnoldii yang mencapai 9 bulan dan Bunga Bangkai yang mengalami dua vase yakni generatif dan vegetatif, rasanya saya belajar sesuatu hal penting. Bahwa proses tidak akan membohongi hasil.

Dua puspa ini sangatlah istimewa, di proses pertumbuhannya yang cukup lama keduanya dapat memberikan “pertunjukkan” istimewa dan luar biasa bagi siapa saja yang melihatnya.




----

Tulisan ini dibuat dalam rangka kegiatan Famtrip Festival Bumi Rafflesia 21-23 Juli 2017. 

Sumber informasi :




Comments

  1. Emang masih banyak sih yang ketuker tuker antara bunga bangkai yang menjulang tinggi dengan rafflesia arnoldii. Tapi jadi belajar bahwa yang cantik tuh bisa jadi parasit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm astaga..hikmah pelajaran biologi tulisan ini beda-beda ya tiap orang wkwk

      Delete

Post a Comment

back to top