Iramanya yang rampak dan semarak membuat langkah kaki makin semangat bergerak masuk ke dalam benteng.
Saat akan memasuki Fort Marlbrough,
saya dan teman-teman rombongan famtrip Bumi Rafflesia disambut dengan
hentakan musik tradisional Bengkulu, Dol namanya.
Di sebelah kanan saya, ada alat musik pendukung Dol seperti Serunai dan Kolintang. |
Bersama dengan tarian tradisional
daerah Bengkulu, Dol yang ditabuh mengiringi langkah kami masuk
menuju benteng.
Tak berhenti di penyambutan saat akan
masuk ke benteng saja namun ternyata di dalam benteng kami diberi
pertunjukkan menarik, yaitu tabuhan Dol yang energik dengan gerakan
pemainnya yang tak kalah menarik. Kami yang melihat lantas diberi
kesempatan mencoba untuk menabuhnya.
Rasanya saat menabuh Dol yang
diletakkan di tanah sudah capek sekali, karena saya harus mengikuti
irama cepat dari pemain lainnya.
Bagaimana dengan pemain yang mengangkat
Dol dan memainkannya sambil berputar-putar lapangan di benteng ini
ya?
Dulu ternyata pemain Dol ini tidak
boleh dimainkan sembarang orang, hanya orang-orang keturunan India
yang bernama Tabot saja yang boleh memainkannya.
Masyarakat muslim India dibawa
Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng
Malborough.
Tinggal lama di Indonesia membuat
mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis
keturunannya dikenal sebagai keluarga Tabot. Hingga tahun 1970-an,
Dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang memiliki hubungan darah
dengan keluarga tabot tersebut.
Nah itu dulu, namun sekarang Dol dapat
dimainkan oleh masyarakat umum.
Dol memiliki ukuran beragam, untuk
ukuran yang besar mencapai 70 - 125 cm dengan tinggi mencapai 80 cm.
Bahan utamanya adalah kayu atau bonggol
kelapa. Bonggol ini kemudian diberi lubang pada bagian atasnya dan
terakhir ditutup dengan kulit kambing atau kulit sapi.
Dulu, Dol dimainkan saat hari-hari
khusus seperti tanggal 1-10 Muharram. Namun saat ini Dol sudah
dikenalkan ke masyarakat umum dan dimainkan di waktu kapan saja
sesuai dengan adanya sebuah kegiatan tertentu.
Bagaimana,
tertarik untuk mencoba memainkan Dol?
Tari sambutan saat akan memasuki Fort Marlborough |
Pemain Serunai |
Penyambutan yang diwakili ayo jalan-jalan |
seru sekali sepertinya, kesenian tradisional khas bengkulu dipertunjukkan di hadapan bangunan bersejarah.
ReplyDeletebuset mbak e cantik cantik. nyari cewek bengkulu aja apa ya? #salfok
ReplyDelete