“Hahaha ya gitu mbak, jelek, kumuh, apalagi pas malam, wah,
bahaya haha,” kata petugas di toko kain.
Hari itu saya pergi ke sebuah toko kain di salah satu pasar
di Surabaya untuk membuat sarung bantal. Obrolan tentang tempat wisata di timur
Surabaya tiba-tiba saja bergulir. Saya berpura-pura tidak tahu bagaimana
kondisi Pantai Kenjeran Lama, padahal beberapa minggu yang lalu saya bisa
sampai dua kali seminggu ke sana.
Kesan kumuh, tidak tertata rapi dan aneka label lainnya
memang sudah melekat di ingatan beberapa warga Surabaya, tidak terkecuali saya.
Apalagi saat malam hari ini, Kenjeran Lama menjadi tempat lautan asmara karena
banyaknya pasangan yang memadu kasih di sana.
Namun babak baru cerita di Kenjeran Lama dimulai...
Sekitar setahun yang lalu saya mengikuti tur bis wisata yang
diselenggarakan rutin oleh pemkot Surabaya. Bis berwarna kuning membawa saya ke
Pantai Kenjeran Lama untuk berisitirahat melepas lelah sekaligus sebagai akhir
dari tur. Di sana saya melihat air laut surut dan di depan saya nampak kerangka
bangunan seperti jembatan besar akan dibangun. Pemandangan tersebut sungguh tak
sedap dipandang, karena memang belum selesai. Mau dibangun apa ya. Desas – desus dari penjual di Pantai Kenjeran
Lama akan dibangun sebuah jembatan.
Jembatan? Untuk Apa? Bukannya malah menghalangi pemandangan
sunrise ya..
Saat itu hati saya diliputi kebingunan besar, bagaimana rupa
jembatan yang akan dibangun serta apa rencana bu walikota sebagai alumni
perencana wilayah kota akan menata kenjeran lama. Lalu pikiran tersebut lama
kelamaan sedikit terlupa.
Namun pada 9 Juli 2016 halaman facebook saya dipenuhi foto sebuah
jembatan dengan air mancur berwarna-warni yang dapat menari disertai lokasi foto “Kenjeran Lama.”
Saya terkejut, karena sudah lama tidak mengikuti
perkembangan pembangunan jembatan Kenjeran Lama.
Akhirnya di suatu pagi saya diajak oleh seorang teman untuk
pergi melihat sunrise di Kenjeran. Sekitar enam bulan lamanya saya sudah tidak
berkunjung ke Pantai Kenjeran Lama.
“Saya sering kesini loh, habis subuh berangkat ke sini
sendiri sampai sini langsung hadap laut nunggu Sunrise,”ujar teman saya memecah
keheningan pagi.
“Hmm..Saya juga sering dulu, makan pentol sama liat sunset,
tapi hari itu saya sadar kalau Kenjeran tempat untuk melihat Sunrise bukan
Sunset.”
“Hahahaha !!”
Tawa pun pecah. Saya sendiri bingung dengan ketidaksadaran
saya membedakan lokasi sunset dan sunrise. Namun pagi itu membuat saya sadar
bahwa Kenjeran ialah tempat untuk melihat Sunsrise bukan Sunset. Tercatat!
Sinar matahari mulai beranjak naik. Aroma asin menyerbak
hidung. Saya tak mau lama-lama duduk
saja akhirnya saya mulai melangkahkan kaki beranjak pergi.
Perjalanan kaki saya menemukan beberapa hal menarik di
sekitar tempat-menunggu-sunrise. Saya pergi ke rumah penduduk di tepi pantai
yang telah dicat warna-warni dan ditata rapi, nampak begitu indah dipandang. Di
seberang rumah penduduk dibangun Sentra Ikan Bulak yang menjual berbagai macam
ikan dengan olahan yang bermacam-macam pula salah satunya diasap. Lalu sekarang
ada taman bermain bernama Taman Hiburan Pantai Kenjeran Lama, yang berlokasi tepat di sebelah kiri pintu masuk Jembatan Suroboyo, satu hal yang menarik ialah terdapat outbond di dalamnya yang
dapat disewa oleh umum. Selain taman bermain, ada pula
taman bermain yang berada di depan pemukiman penduduk dan tidak dipungut biaya.
Dan yang paling menarik ialah Jembatan Suroboyo di Pantai Kenjeran Lama yang menjadi
ikon baru Surabaya. Jembatan sepanjang 800 m ini menghubungkan Pantai Kenjeran
Lama dengan Jalur MERR & Jalan Laguna Surabaya.
Jembatan ini nampak begitu gagah di tepi pantai Kenjeran
Lama. Deretan lampu, bunga, dan tiang-tiang yang berdiri sepanjang jembatan
menambah keindahan. Muda-mudi hilir mudik mencari spot terbaik ada juga yang
naik ke atas jembatan untuk melihat pemandangan yang berbeda dan anak-anak
kecil sibuk bersepatu roda ditemani orang tua mereka.
Langkah saya terhenti di beton panjang yang dibangun di samping pemukiman rumah penduduk. Saya mencoba untuk duduk di atas beton, namun beberapa kali saya melompat tak kunjung dapat duduk. Akhirnya saya menyerah dengan menyandarkan badan saja.
Tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya berjalan kaki lalu menyandarkan badannya dengan melipat tangan di beton dua meter dari saya. Ia nampak sedang bersantai menikmati pagi hari di tepi pantai Kenjeran Lama.
Tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya berjalan kaki lalu menyandarkan badannya dengan melipat tangan di beton dua meter dari saya. Ia nampak sedang bersantai menikmati pagi hari di tepi pantai Kenjeran Lama.
Foto oleh teman saya |
“Nek pas pasang banjir iki mbak sampek omah, sak durunge
dibangun iki (sambil menunjuk ke tempat ia bersandar).”
Saya bingung beliau tiba-tiba mengajak saya berbicara.
“Oh ya pak?”
“Iya, ini kan baru dibangun, sebelumnya gak ada. Dulu, warga
di sini harus bersiap siaga saat air laut pasang, pasti masuk ke dalam rumah.”
Bulu kuduk saya meremang, ngeri membayangkannya.
“Tapi sekarang sudah ada ini, lumayan membantu, tapi bagian
belakang sana masih kadang-kadang banjir sedikit.”
Ternyata beton ini dibangun sebagai tanggul..ohh
Ternyata beton ini dibangun sebagai tanggul..ohh
“Hmm, kalau rumah-rumah ini dicat sendiri pak?”
“Oh enggak, kemarin dibantu sama pemerintah ngecatnya.”
Saya ingin menyudahi percakapan ini karena matahari makin
tinggi, saya harus bersiap karena ada kelas pagi.
“Mbak gak naik perahu?”
“Perahu apa pak?”
“Perahu itu mbak.” Beliau menunjuk sebuah perahu yang
sepertinya akan berangkat pergi ke tengah laut.
“Itu bisa disewa maksudnya saya naiki pak?”
“Bisa mbak, banyak pengunjung yang datang biasanya naik.”
“Terima kasih pak infonya, mungkin lain kali tidak hari ini
hehe.”
Saya mengucap pamit dan segera memanggil teman saya untuk
segera pulang.
“Apik yo saiki kenjeran.Kapan-kapan mau liat sunsetnya
dari jembatan!”
Teman saya menggelengkan kepala, sepertinya saya harus
diberi pelajaran arah mata angin dan lokasi matahari terbit dan terbenam di
Surabaya.
ps: saya akhirnya ke Jembatan Suroboyo untuk melihat sunset, meskipun tidak melihatnya langsung karena lokasi Jembatan Suroboyo di sebelah timur tapi pemandangannya keren juga kok :D ini beberapa fotonya, saya ambil dari kamera hp saya
ps: saya akhirnya ke Jembatan Suroboyo untuk melihat sunset, meskipun tidak melihatnya langsung karena lokasi Jembatan Suroboyo di sebelah timur tapi pemandangannya keren juga kok :D ini beberapa fotonya, saya ambil dari kamera hp saya
bbrp kali ke surabaya tp blm sempat mampir ke jembatan yang lg hits ini :D
ReplyDeleteke sini lagi kaaak biar bisa ke jembatan hitzzz kalo mau liat dancing fountainnya pas weekend yaa
Deletebagus banget ya tata kota nya Surabaya sekarang...entah nggak tau lagi nasib surabaya kalo Bu Risma nanti turun...
ReplyDeletesemoga bu risma udah transfer ilmu ke anak buahnya yaa mbak biar surabaya bisa tetep bagusss :D
Deleteentah sudah berapa taun nggak main ke kenjeran. prasaan jaman kuliah bien gak tau mrono blas, mung lewat pisan tok :D
ReplyDeletehahahahha ndang mas ke kenjeran lagi
Deletewah itu rumah yang warna-warininya keren untuk foto2 hehe
ReplyDeletehehe monggo ke sana:D
Deletesedap banget sunsetnya..
ReplyDeletesaya sering ke Surabaya tapi belum pernah eksplore kotanya nih..
PR di Surabaya masih banyak nih ternyata..
kalau ke surabaya waktunya mesti lama yaa :D
Deletemeskipun ga hadap matahari, sunsetnya masih bagus :D
ReplyDeleteiyaaa ternyata sunsetnya mantap banget apalagi ada background jembatannya
Deletesunset di jembatan suroboyo epic banget
ReplyDeletekeren banget emang suroboyooo :)))
Deletewaaah bagus ya surabaya.. aku udah lama banget ga kesini.
ReplyDeleteDan dulu setau ku kenjeran juga ga sebagus itu.
Ooh kamu wong surboyo toh mbaa ?