Ingatan ke Puncak Padar yang Tak Memudar



Nafas terengah selalu mengiringi langkah saya siang itu. Ditambah dengan matahari yang berada tepat di atas ubun-ubun membuat suhu udara makin terasa panas dan membuat keringat terus menitik. Nyali saya sedikit ciut.

Bisa gak ya sampai ke puncak pulau? Ini panas banget ._.

Di atas sudah terihat beberapa teman saya yang mengabadikan foto diri. Gugusan pulau dengan bukit tinggi disertai gradasi warna air laut yang biru membuat siapapun pasti tak kan mau melewatkan momen untuk berfoto, termasuk saya. Namun dengan nafas terengah saat itu harapan saya hanya satu, selamat tiba di puncak pulau. Setelahnya bebas saya mau lakukan apapun. Saya hanya ingin melihat dari puncak tertinggi bagaimana rasanya melihat keindahan pulau yang sangat tersohor ini.

Langkah kaki saya kian terasa berat dengan jalanan berdebu dan batu kerikil.

Bisa gak ya sampai puncak pulau?

Pikiran itu datang kembali. Lekas saya hilangkan pikiran negatif tersebut dan memulai kembali berjalan menuju puncak pulau.

Pemberhentian pertama

Dua orang teman saya sudah bersiap berfoto dengan menaiki sebongkah batu besar. Mumpung mereka berhenti saya juga ikut sekalian mengabadikan pemandangan.

Batu hitam yang berukuran sedang saya pilih untuk tempat duduk dan air mineral tanpa ba-bi-bu saya teguk.

Di depan saya garis pantai tak begitu jelas terlihat. Hanya buih-buih air laut yang menabrak batu karang Pulau Padar. Saya berdiri lalu memilih duduk di atas rerumputan dan mencoba sedikit melongok ke bawah kira-kira bagaimana pemandangannya. Ombak yang menabrak batu karang seakan mengajak saya untuk bermain di air lautnya. Hmm nanti ya, saya juga tak sabar untuk menyicipi berenang di air laut jurassic land ini.

Pemberhentian Pertama

Lalu istirahat di pemberhentian pertama selesai, saya pun kembali melangkahkan kaki melanjutkan perjalanan.

Kali ini tanah sedikit landai tak terlalu terjal lagi.

Fufufu..semangat,semangat sampai puncak! Kata saya dalam hati.

Debu kian bertebaran dan saya tetap menguatkan hati untuk mencapai puncak pulau.

Pemberhentian kedua..

Sebuah batu besar berwarna hitam pekat menjadi tempat istirahat kedua saya. Disana sudah lebih teduh karena ada sebuah pohon yang menjadi payung. Eh kok bisa ya ada pohon padahal di sekeliling rumput menjadi kering dan berwarna cokelat. Mungkin belum waktunya pohon ini berubah menjadi warna cokelat atau mungkin Tuhan berbaik hati memberikan tempat berteduh bagi para pengunjung.

Tak jauh dari pemberhentian kedua ada tempat yang disebut-sebut sebagai tempat ikonik (sepertinya seluruh pulau ini sangat ikonik ._.) Ketika saya memandang ke depan pemandangan gugusan pulau di seberang dan garis pantai makin terlihat jelas mengelilingi pulau.

Pose khas di pemberhentian kedua adalah menaiki sebuah batu yang agak menjorok. Ketika saya akan berfoto saya benar-benar menguatkan diri untuk tidak takut.

“Ima,mumpung di sini, nanti sampai rumah nyesel loh, ayo berdiri di sana.”

Seorang teman lagi-lagi menguatkan saya untuk berdiri di atas batu untuk mengambil diri saya yang sebelumnya hanya duduk.

“Yakin ini gak apa?”

“Gak apa, nah kamu pijak batu yang itu, terus itu. Siap ya, tahan, satu dua..”

Jadilah pose foto menahan takut terambil di kamera saya. Terlihat benar-benar menahan ketakutan haha lalu akhirnya pelan-pelan saya turun dari batu dan mulai duduk saja ._.

Memilih duduk daripada berdiri ._.
Seorang teman saya yang lain lalu mengajak terus menanjak ke atas pulau.

“Mau ikut naik gak? Nanggung udah sampai sini.”

Yuk!”

Saya langsung mengiyakan dan mulai melangkahkan kaki kembali. Kali ini langkah saya terasa lebih ringan. Entah itu setelah beristirahat agak lama atau sudah berdaptasi dengan lingkungan sekitar.
Rumput kering kali ini terlihat makin banyak. Selain itu hanya suara angin saja yang terdengar, wuss,wuss,wuss ~

Terlihat dari bawah teman saya sudah sampai di puncak. Seperti mendapat suntikan semangat saya makin percepat langkah kaki.

Hap hap hap..
Beberapa langkah lagi saya akan sampai puncak.
Hap hap hap, semangatt!

Diiringi dengan suara angin yang terdengar begitu berisik terkena rerumputan saya terus melangkahkan kaki sambil bersenandung pelan agar pendakian saya siang itu tak terasa makin berat.

Sedikit lagi saya akan sampai di puncak. Suara teman satu kapal saya terdengar makin jelas. Saya pun makin bersemangat.

Satu langkah, dua langkah, tiga, empat, Alhamdulillah :D Saya sampai juga di atas puncak pulau.

(Saya yang baru datang langsung diajak berfoto oleh teman satu kapal)

“Ayo ayo foto dulu bersama.”

“Yang fotoin siapa?”

“Saya aja yang fotoin.”

Seorang teman baru yang sepertinya berprofesi sebagai juru foto langsung menawarkan diri.

“Ayo baris semua geser ke kanan sedikit, iya terus, pas!”

Cekrik..cekrik..cekrik

Bentar saya bikin panorama ya tahan semua.”

Kami pun menurut saja diperintah hehe..

“Tahan senyumnya. Sekarang gaya bebas ya “

Foto bersama (diambil oleh ayojalanjalan )

Setelah selesai sesi foto bersama saya mengedarkan pandang ke seluruh penjuru pulau.

Ahhh sampai juga di atas puncak :D (sebenarnya ada puncak satu lagi yang lebih tinggi tapi sepertinya sampai di sini saja, tak kuat lagi rasanya hehe..)

Perjuangan panjang yang dimulai saat pertama tiba di pulau ini hingga ke puncak terbayar lunas. Pemandangan yang sangat apik terbentang luas di depan mata.

Sejauh mata memandang, terhampar rumput kering berwarna cokelat dan pulau-pulau lain yang memiliki warna serupa. Beberapa titik pulau ditumbuhi oleh beberapa pohon berwarna hijau yang tampak kontras dengan warna pulau yang berwarna cokelat.

Saya kembali mengatur nafas. Rasanya tiba di puncak ini seperti mimpi. Ketika diberitahu bahwa nanti akan singgah di Pulau Padar saya langsung mencari informasi di dunia maya namun kebanyakan menampilkan foto cantik dengan berbagai pose di atas batu dengan background gugusan pulau dan garis pantai yang sangat indah.

Hmm beberapa sumber memang mengatakan bahwa treknya cukup melelahkan namun sebatas itu saja tidak secara detail menjelaskan.

Akhirnya ketika saya sendiri yang mendaki hingga ke puncak pulau ini dengan terik matahari yang selalu menemani rasanya sangat bersyukur impian yang datang satu jam lalu untuk sampai ke puncak bisa terwujud.

Lalu apa yang dilakukan ketika sampai di puncak?Berteriak-teriak, salto, atau berdiri lagi di ujung batu sambil berfoto? Ah tidak, impian saya satu jam yang lalu hanya satu saja kok, bisa selamat sampai di puncak. Selanjutnya..saya dapat bonus merasakan aroma laut yang samar tercium dengan angin yang bertiup sambil melihat alam sekeliling pulau di tanah (hampir) tertinggi di pulau ini :)



....

Pulau Padar adalah Pulau kecil yang terletak di antara pulau Komodo dan Pulau Rinca. Namun tenang kawan, di pulau ini tidak ada komodo kok :)

Beberapa tips untuk kalian yang akan berkunjung ke sini:
1. Pakai sepatu atau sandal untuk trekking ke gunung. Medan yang cukup sulit membuat alas kaki adalah salah satu hal yang sangat penting. Jangan sampai terselip atau terpeleset karena alas kaki ya.

2. Pastikan pakaian yang kalian pakai nyaman digunakan dan tidak membuat ribet selama perjalanan ya. Kalau ingin berfoto cantik mungkin bisa membawa pakaian ganti (beberapa teman saya seperti itu). 

3. Bagi yang berhijab sebaiknya bahan hijab yang digunakan mudah menyerap keringat karena kondisi sekitar yang sangat panas sehingga nantinya dapat menyerap keringat di kepala. Kalau saya menyarankan bahan katun dan tie-rack (ini nama brand cuma saya kurang tau nama aslinya apa hehe). 

4. Jangan lupa bawa air mineral tapi sampahnya harus dibawa kembali ya.


Lokasi Pulau Padar dapat dijangkau dengan kapal yang berada di Labuan Bajo. Kalian dapat mengikuti open trip yang banyak sekali beredar di media sosial tapi cermati baik-baik ya open trip yang kalian ikuti. Cari yang benar-benar terpecaya. Selain itu bisa menyewa langsung kapal di pelabuhan untuk pergi ke Pulau Padar.


Comments

  1. subbahanallah tempatnya keren banget..
    btw, biaya masuk kesana berapa mbak? kayaknya boleh juga tuh lokasinya buat liburan nanti :D hihihi

    ReplyDelete
  2. Meskipun belum pernah ke Padar, tapi saya sepakat betapa Flores itu panas banget kalau siang hahaha.

    How lucky you all, have ever been in Padar Island :))

    ReplyDelete
  3. indah banget pemandangannya walaupun harus merasakan teriknya sinar matahari :)

    ReplyDelete
  4. Memang panas banget Pulau Padar ya mbak, walaupun nggak begitu tinggi tapi cukup menyiksa kalau jalan pas siang hari...Tapi setelah sampai, terbayar sudah. Nggak peduli panasnya kayak apa :D

    ReplyDelete
  5. Apex Live Gaming is a provider of option to many land-based casinos worldwide. If you wish to open a factory that manufacture your individual design casino chips&plaque, find ADAM! ARB BV Slotmachines Rotterdam is a company engaged in buying, selling, importing and exporting roulette and gamblin... Finally the casino found that the bias was attributable to the frets, or 메리트카지노 walls, between numbers. The downside was corrected, and Jagger began to lose, but still left Monte Carlo, by no means to return, with more than $300,000. The zero, with its green background, has black numbers on both aspect, and the 00, also on green, has purple numbers on both aspect.

    ReplyDelete

Post a Comment

back to top