Kehangatan Empat Cangkir Teh





Sebuah bangunan dengan gaya modern menarik perhatian saya sejak pertama kali menginjakkan kaki di kebun teh yang berlokasi di Kabupaten Malang ini. Bukan gaya bangunannya tetapi tulisan Tea House yang telihat mencolok dengan warna hijaunya yang kontras dengan cat dinding bangunan tersebut. 

Setelah menempuh waktu lebih dari 2 jam dari kota saya, Sidoarjo, untuk sampai di Kebun Teh ini membuat saya ingin segera duduk dan meluruskan kaki. Dengan tangan memegang ice cream cone yang saya beli di kedai kecil yang berada tepat di depan Tea House, saya mencari tempat duduk yang masih kosong dan mata saya tertuju pada meja di bagian kiri Tea House ini. Tanpa ba-bi-bu saya pun langsung menuju meja tersebut.

Saat saya sedang asyik menghabiskan ice cone tiba – tiba Ibu saya datang dengan membawa nampan berisi satu teko dan empat gelas berporselin putih.

“Ini bonus dari pegawainya ..” kata Ibu saya setelah membeli beberapa botol madu,wah rejeki anak soleh nih hehe..



Tidak lama kemudian mbak saya menuangkan isi teko ke dalam empat gelas yang langsung kami ambil satu persatu.Sedikit berbeda dengan teh yang biasanya saya beli, ampas daun teh di Tea House ini dibiarkan tercampur dengan larutan teh yang diseduh dengan air panas.

Saya menyesap perlahan teh di cangkir tangan kanan saya, takut panas hehe..

Rasa tehnya pas menurut saya, manis bercampur dengan pahit. Ternyata air tehnya tidak sepanas apa yang saya kira, cepat – cepat saya menyesap habis teh di cangkir saya. Perlahan tubuh saya terasa lebih rileks, entah itu efek sugesti atau memang efek asli teh tersebut.

Kursi rotan yang saya duduki terdengar berdecit pelan karena badan saya yang menyandar di sandaran kursi.Saya lihat mbak,bapak,dan ibu saya telah menghabiskan semua teh di cangkirnya.



Quality time . . istilah dan hashtag yang sedang booming di era kekinian sepertinya sedang saya rasakan.

Saya merasa waktu berjalan lebih lambat ketika masing – masing dari kami duduk dan menyesap habis teh di cangkir masing – masing. Sudah lama kami tidak berkumpul dan berdiskusi ngalor ngidul. Saya sampai lupa kapan terakhir kali kami melakukan hal tersebut. 

Di perjalanan menuju Kebun Teh ini sebenarnya kami sudah menghabiskan puluhan topik pembicaraan untuk menghilangkan rasa suntuk akibat kemacetan. Mulai dari topik serius sampai saya harus tergelak dengan cerita konyol yang diceritakan kedua orang tua saya.

Andai waktu memang bisa berhenti tepat saat itu,saat kami duduk melingkar dengan cangkir teh di masing – masing tangan kami. Atau, tiap kami mulai menyesap teh, waktu mundur sekian menit atau sekian jam. Lalu kami mulai lagi bercerita dan bercengkrama seperti dulu lagi. Tapi masalah waktu, hal tersebut sangat mustahil karena jarum jam selalu  berjalan ke arah kanan bukan arah kiri, ke masa depan bukan mundur ke belakang.

Tak terasa teh di dalam teko berporselin putih telah habis, berarti cangkir di tangan kanan saya adalah cangkir terakhir. Saya menyesap pelan teh yang terasa makin pahit. Terlihat ampas daun teh yang berkumpul menjadi satu di dasar cangkir.

Ampas di dasar cangkir teh


Sisa sedikit lagi teh yang ada di cangkir saya tapi lidah bagian belakang saya rasanya sudah tidak sanggup lagi mengecap rasa pahit. Saya sampai bergidik mengecap rasa pahit dari sisa – sisa air teh. Perlahan , saya pun meletakkan cangkir teh di meja yang meninggalkan ampas hitam di dasarnya, ampas yang menyatu dengan sisa air teh yang tak habis saya minum. Quality time, semoga kami masih bisa merasakannya lagi entah dengan ditemani teh atau dengan hidangan hangat lainnya :)


Bonus foto daun teh hehe 
Seqali-qali nampang boleh yaa hehe :p 



Comments

  1. Aku tuh pengen banget metik teh sendiri, ngeracik sendiri dan minum teh sendiri *nasib jomblo hiks2*

    ReplyDelete
    Replies
    1. *pukpuk ya kak* btw di sini pengunjung bisa liat proses metik daun tehnya, ditimbang , tapi proses bikin tehnya belum tau boleh apa gak hehe anw gak apa kak jomblo yang penting sering piknik #okegaknyambung haha :v

      Delete
  2. mau donk diajak ke kebun teh...sapa tau bisa ketemu gadis pemetik teh
    *tsaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. pemetik tehnya udah ibu-ibu semua kak pas aku liat disana :v

      Delete
  3. Menikmati teh, sekalian mampir ke kebun teh sangat menyenangkan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. bangeeeet paling asik minum teh di kebun teh hehe :))

      Delete
  4. Secangkir Teh hangat itu memang terbuat dari tenang, rindu dan nyaman.. :) Apalagi empat cangkit teh?

    Eh fotonya bisa diikutin ini mbak >>> http://www.ranseltua.com/2015/05/turnamen-foto-perjalanan-ronde-61.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak :) empat cangkir tehnya bikin rindu banget

      wah tfp yaa udah lama gak ikutan hehe :p

      Delete
  5. tehnya kenapa langsung disesap habis kak? haus ya... :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya haus banget haha tapi tehnya wangi dan bikin ketagihan banget jadi langsung disesap habis :p

      Delete
  6. pemandangan kebun teh memang menyegarkan aaakkk...mau jelong2 ke puncak aahh...:D

    ReplyDelete
  7. pernah melintas kebon teh, tp hawanya panas, iya bener ga

    ReplyDelete
  8. Refrensi bagus ni In setelah muncak mt.arjuna/ welirang.

    ReplyDelete

Post a Comment

back to top