Menurut penelitian, sekitar 70%
dari tubuh orang dewasa terdiri dari air dan kita bisa bertahan hidup maksimal
tiga hari saja tanpa air, dengan beberapa fakta tersebut sudahkah masyarakat
sekeliling kita sadar dan peduli pentingnya air bagi kehidupan kita?
Beberapa waktu yang lalu saya
berkesempatan untuk mengunjungi Desa Kedungdendeng. Hanya dua hari saja memang
saya tinggal di desa yang terletak di daerah perbukitan tersebut, namun ada sedikit
cerita yang dapat saya bagi berkenaan dengan Hari Air Sedunia yang bertepatan
tanggal 22 Maret ini.
Saat ini musim hujan tengah
dialami oleh desa yang letaknya diapit oleh beberapa bukit ini. Air sungai yang berada di beberapa titik di desa ini nampak begitu jernih. Lalu saya
membayangkan bagaimana keadaan desa ini saat musim kemarau, karena sepengetahuan
saya daerah berkapur seperti desa ini cukup sulit untuk mendapatkan air bersih
apalagi saat musim kemarau tiba. Dan benar saja menurut salah satu warga, saat musim kemarau penduduk
harus berjalan sejauh 2 km ke arah utara desa untuk mencari air bersih. Tak
dapat saya bayangkan harus mencari tetesan air bersih dengan berjalan menuruni
bukit sejauh 2 km lalu kembali ke rumah dengan menaiki bukit lagi.
Untuk mencari air saat musim kemarau harus berjalan 2 km menuruni bukit ini |
Hijaunya sawah di Desa Kedungdendeng |
Ada satu masalah lagi yang saya anggap cukup serius, kualitas air bersih saat musim hujan. Ada satu
sungai yang cukup besar dan jernih yang alirannya menyambut kedatangan kami
saat pertama menginjakkan kaki disini. Sungai ini menjadi salah satu tulang
punggung kegiatan sehari – hari beberapa penduduk. Saat pagi hari saya berjalan
menuju sungai, terlihat beberapa orang sibuk menyuci baju, ada juga yang sedang
berurusan dengan perutnya disini. Sebenarnya di beberapa rumah penduduk sudah
ada yang mempunyai toilet seperti di rumah Pak Wo,
kepala dusun yang rumahnya menjadi tempat tinggal sementara kami. Di sana sudah
ada toilet namun sepertinya perlu dilakukan sosialisasi lagi mengenai air bersih
dan dampaknya terhadap lingkungan.
Terlihat seorang perempuan sedang menyuci baju |
Menurut UNICEF 1.400 anak di bawah lima tahun meninggal setiap hari karena penyakit diare terkait dengan kurangnya air bersih dan sanitasi serta kebersihan air yang memadai. Penyakit ini menjadi salah satu ancaman serius bagi anak-anak dan balita di Indonesia. Angela Kearney, Kepala Perwakilan UNICEF mengatakan, ”Diare yang sering disebabkan oleh air yang tidak bersih maupun oleh praktek-praktek sanitasi dan kebersihan yang buruk tetap menjadi salah satu pembunuh terbesar anak – anak balita d Indonesia.”
Tak banyak yang harus saya
tuliskan lagi, di Hari Air Sedunia ini saya berharap, kesadaran akan pentingnya
air bersih meningkat di masyarakat, cukup dengan membiasakan beberapa hal
sederhana seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah “membuang” isi perut,
membiasakan untuk buang air besar di toilet, menutup makanan agar terhindari
lalat, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Sumber :
1) http://www.unicef.org/indonesia/id/media_22273.html
2)http://www.wheniscalendars.com/wp-content/uploads/2015/01/World-Water-Day-2015-March-22.jpg
Baca postingan kereeen teman-teman Travel Blogger Indonesia yang lain ya, di:
1. lostinparadise.web.id : Cerita Dari Pesisir Semarang
2. obendon.com : Wisata Tasik Kenyir, Eco Tourism atau Ego Tourism Park?
3. peekholidays.com : 10 Waterfalls. 10 Splashes of Experience
4. tindaktandukarsitek.com : ke mana air ciliwung mengalir?
5. adlienerz.com :Wae Latu, Berkah Air Bagi Kampung Sepak Bola
6. titiw.com : Apa Itu Ketahanan Air?
7. len-diary.blogspot.com : Peduli Lingkungan di Hotel
8. disgiovery.com : Kelana Air
Sumber :
1) http://www.unicef.org/indonesia/id/media_22273.html
2)http://www.wheniscalendars.com/wp-content/uploads/2015/01/World-Water-Day-2015-March-22.jpg
Baca postingan kereeen teman-teman Travel Blogger Indonesia yang lain ya, di:
1. lostinparadise.web.id : Cerita Dari Pesisir Semarang
2. obendon.com : Wisata Tasik Kenyir, Eco Tourism atau Ego Tourism Park?
3. peekholidays.com : 10 Waterfalls. 10 Splashes of Experience
4. tindaktandukarsitek.com : ke mana air ciliwung mengalir?
5. adlienerz.com :Wae Latu, Berkah Air Bagi Kampung Sepak Bola
6. titiw.com : Apa Itu Ketahanan Air?
7. len-diary.blogspot.com : Peduli Lingkungan di Hotel
8. disgiovery.com : Kelana Air
Desa KedungDendeng itu di mana? Apa titik mengambil air bersih dan titik buangan (cuci, dll) berada di jalur yang sama?
ReplyDeleteDi Jombang mbak,wahh belum nanya sampe kesana, tapi kalau tempat ambil air bersihnya di jalur yg lebih "duluan" ngalirnya daripada titik buang..
DeleteCiye, travel blogger Indonesia #eh :D
ReplyDelete*sungkem sama yang punya blitar rek* hehe
Delete*ikutan sungkem sama yang bisa beli bakso prasmanan
Deleteimama : yuk ke Blitar im :D
ayooo mas pandu siap-siap jadi tuan rumah iki haha
Deletedulu sewaktu kecil sudah merasakan berbagai kegiatan di sungai, mulai dari mancing, mandi, nyuci, nyari pasir sampai urusan perut juga hehe. sayang sampai sekarang masih ada saja orang yang buang sampah ke sungai, jadi sungai sekarang jadi tempat olah sampah yang mentranformasikannya menjadi banjir. berharapnya sungai di desa khususnya di perkotaan bisa seperti di Eropa gitu hehe :)
ReplyDelete"... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. 21:30)
Woiii komting tumben ikutan ngomen di blog kuu hahaha
DeleteAku dulu sih yuf sering main juga di sungai tapi pas temen-temenku masuk ke sungainya aku milih liat dari tepinya aja soalnya takut ada buaya #iniserius hhaha
Dan sekarang aku nyadar sungai di depan rumahku gak ada buaya adanya buaya darat wkwkwk
Nah di Qur'an aja wes disebutin air-air gitu, semoga aja sungai - sungai di Indonesia bisa semacam sungai di Venesia hehe aamiin :))
Kedungdendeng daerah Jombang toh, sawahnya kelihatan subur, tapi air bersihnya susah ya?
ReplyDeleteIya daerah Jombang, kalau musim kemarau sedikit susah mesti nyari sejauh 2 km an dari desanya :((
DeleteHalo Imama.
ReplyDeleteAnyway, saya suka nih sama artikel travel macam gini.
Sebenarnya, warga dusun itu memang belum mengerti akan pentingnya air bersih atau mereka memang tak ada pilihan lain karena sumber air bersih terlalu jauh?
Lalu, toilet umumnya bagaimana keadaannya, kok mereka malah masih tetap nyuci n "bisnis" perut di sungai?
Thanks
_"It's not just about the destination, but the journey"_
http://makanangin-travel.blogspot.com/
Halo kak George Martinus...
DeleteTerima kasih banyak aku juga suka sama tulisan tentang jepangnya :D
Dari kacamata penglihatan saya ya kak, mereka belum sadar akan pentignya air bersih kak, karena mungkin belum ada sosialisasi atau penyuluhan tentang pentingnya air bersih..
Untuk toilet umum sepertinya belum ada kak, adanya toilet di Musholla di "pusat" perkampungan mereka..
Semoga saja untuk kedepannya masalah air bersih dan kesadaran masyarakat segera tertangani :)